“Buah lagi trek, tapi harga ikut jatuh. Petani makin kesulitan,” terangnya.
Sebagai pengepul, ia mengaku tidak memiliki banyak pilihan selain mengikuti perubahan harga dari pasar dan pabrik. “Jika hari ini turun dua kali, ya kami ikut. Itu yang terjadi sekarang,” tambahnya.
Menurut para pengepul, tren turunnya harga kelapa dan pinang menjelang akhir tahun memang bukan hal baru. Namun tahun ini kondisinya terasa lebih berat karena ekonomi belum sepenuhnya pulih, sementara biaya produksi naik dan pendapatan petani terus menipis.
“Kami berharap ada perhatian dari pihak terkait. Jangan sampai harga anjlok terlalu jauh. Petani makin sulit, sementara harga kebutuhan pokok sudah mulai naik,” ujar Basri menutup. (*)