Jambidalamberita.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi, di tengah meningkatnya keyakinan pasar bahwa kebuntuan anggaran di Washington akan segera berakhir.
Pada awal sesi, rupiah bergerak turun 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp16.724 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.717 per dolar AS.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan pelemahan rupiah dipicu oleh meningkatnya minat investor terhadap aset berdenominasi dolar di tengah kabar positif mengenai pembahasan anggaran di AS.
“Optimisme terhadap potensi penyelesaian penutupan pemerintah AS membuat pelaku pasar kembali melirik aset dolar,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut laporan Anadolu, Gedung Putih pada Rabu malam waktu setempat menyatakan keyakinan bahwa kesepakatan pendanaan akan segera disahkan. DPR AS dijadwalkan memberikan suara pada pukul 19.00 waktu setempat (23.00 GMT), setelah Senat lebih dulu menyetujui rancangan undang-undang tersebut dengan suara 60–40.
RUU pendanaan itu akan mempertahankan tingkat belanja pemerintah hingga 30 Januari 2026, sekaligus mengatur pengembalian pegawai federal yang sebelumnya diberhentikan akibat penutupan sebagian lembaga pemerintah.
Juru Bicara Presiden AS, Karoline Leavitt, mengonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump kemungkinan akan menandatangani rancangan undang-undang itu di hadapan awak media segera setelah proses di Kongres rampung.
Di sisi lain, Josua menilai pasar juga menanti pernyataan sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed), termasuk Presiden The Fed New York, John Williams.
“Komentar mereka diharapkan memberikan arah yang lebih jelas mengenai kebijakan moneter menjelang pertemuan FOMC Desember 2025,” ujarnya.