JambiDalamBerita.id, Yerusalem – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menjadi sorotan publik setelah dilaporkan mengalami keracunan makanan. Kondisi kesehatannya menyebabkan agenda kesaksian dalam sidang kasus korupsi yang menjeratnya terpaksa dibatalkan.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Kantor Perdana Menteri pada Minggu (20/7/2025), Netanyahu disebut jatuh sakit pada malam sebelumnya. Setelah menjalani pemeriksaan medis, ia didiagnosis mengalami dehidrasi dan radang usus akibat konsumsi makanan basi. Tim medis pun memutuskan untuk memberikan cairan infus dan menyarankan Netanyahu beristirahat total selama tiga hari ke depan di kediamannya.
"Perdana Menteri akan mengelola urusan pemerintahan dari rumah selama masa pemulihan," demikian pernyataan resmi kantor Netanyahu, dikutip dari Reuters.
Sidang Korupsi Dibatalkan, Bukan Hanya Ditunda
Seiring dengan memburuknya kondisi kesehatan sang perdana menteri, Pengadilan Distrik Yerusalem memutuskan membatalkan jadwal kesaksian Netanyahu yang seharusnya berlangsung pada Senin (21/7) dan Selasa (22/7). Keputusan itu disampaikan setelah pengacara Netanyahu, Amit Hadad, mengajukan permintaan penundaan karena kondisi kliennya yang tidak memungkinkan hadir di persidangan.
Meski sempat dipertimbangkan untuk dijadwalkan ulang pada Rabu (23/7) dan Kamis (24/7), pihak pengadilan akhirnya menyatakan bahwa kesaksian Netanyahu batal digelar. Hal ini disebabkan benturan dengan agenda lain, serta masuknya masa reses pengadilan yang dimulai pekan ini dan akan berlangsung hingga 5 September mendatang. Dengan demikian, Netanyahu baru bisa bersaksi paling cepat setelah masa reses berakhir.
Penundaan yang Terus Berulang
Kasus dugaan korupsi yang menyeret Netanyahu telah bergulir sejak Desember tahun lalu, namun kesaksiannya sebagai terdakwa beberapa kali tertunda. Sejumlah alasan mendasari penundaan itu, termasuk kondisi kesehatan, agresi militer terhadap Hamas di Jalur Gaza, konflik dengan Iran, hingga agenda diplomatik luar negeri.
Pada 2023, Netanyahu sempat menjalani perawatan intensif dan dipasangi alat pacu jantung. Belakangan, pada Desember 2024, ia juga menjalani operasi pengangkatan prostat usai mengalami dugaan infeksi saluran kemih.
Kesehatan Netanyahu terus menjadi bahan perbincangan, terlebih di tengah meningkatnya kritik atas kebijakan dan tindakan militer Israel terhadap Palestina. Gelombang protes dari warga sipil dan tekanan internasional terus bermunculan, menuntut diakhirinya kekerasan di wilayah pendudukan.